Kamis, 26 Agustus 2010

BUDAYA YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS HACKING

Budaya sebagai hasil cipta, karsa, dan karya manusia telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap masyarakat. Tanpa disadari kebayakan tindakan yang kita laksanakan di masyarakat adalah bagian dari bentukan budaya yang telah ada. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan bagian dari budaya. Zaman telah berubah, keadaan di dunia ini semakin berkembang, demikian pula sama halnya dengan dunia teknologi itu sendiri. Misalnya makin banyaknya lahir produk-produk komputer yang semakin canggih selama ini. Semua hal terjadi akibat dari kebutuhan manusia itu sendiri yang ingin mengalami suatu perubahan. Secara otomatis hal ini diakibatkan oleh budaya manusia yang hari demi hari semakin tidak menentu. Kebutuhan hidup yang semakin tidak konstan benyak menjadikan manusia untuk terus berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Pada bagian ini, penulis melihat bahwa aktivitas hacking yang dilakukan oleh hacker pun dipengaruhi oleh budaya dalam masyarakat sendiri bahkan keadaan sosial yang ada. Contoh yang biasa diamati oleh penulis apabila seorang hacker melakukan tindakan deface terhadap sebuah situs, hacker tersebut akan menampilkan gambar yang mewakili keadaan sosial yang terjadi, ataupun gambar yang hacker berikan adalah wujud dari budaya dimana hacker tersebut anut sehari-hari. Tuntutan pemenuhan kebutuhan mengakibatkan kebudayaan di masyarakat ingin diciptakan semakin maju pula. Hal ini mengakibatkan tindakan hacking pun hari demi hari berubah. Perubahan ini terjadi akibat dari celah keamanan yang telah berubah ke arah yang lebih aman tetapi tidak seratus persen aman serta nyaman demi konsumen. Menurut pengamatan penulis perubahan teknik hacking pun berubah. Contoh lain pula teknik social sniffing di masyarakat yang biasa dilakukan oleh seorang hacker adalah bagian dari pembelajaran seorang hacker dalam mempelajari budaya di masyarakt agar tindakan gaining access semakin mudah dilakukan. Misalnya saja, hacker tersebut akan belajar pola pikir budaya masyarakat di suatu daerah, sehingga seorang hacker akan mendapatkan password ATM dsb berdasarkan pola pikir budaya masyarakat meskipun hal tersebut tidaklah mudah. Akhir kata penulis mendapatkan kesimpulan pribadi bahwa kemajuan teknik hacking seorang hacker dipegaruhi oleh kemajuan budaya yang dituntut oleh masyarakat. Karena hacker adalah bagian dari masyarakat itu sendiri.

Sabtu, 17 Juli 2010

Gender merupakan paham dimana adanya kesamaan letak fungsi ataupun peran laki-laki dan perempuan yang bukan melihat sesuatunya dari sudut pandang biologis, merupakan sebuah hal yang sangat kuat dikampanyekan selama ini di Indonesia. Hal yang menarik dari pemahaman ini karena gender merupakan sesuatu yang mengena dengan kehidupan di berbagai masyarakat Indonesia baik berupa bentuk sosial ataupun budaya. Sebagian besar budaya yang ada di Indonesia menjadikan perempuan adalah bagian atau kelompok yang lemah, namun disisi lain pula terdapat kelompok budaya yang menyudutkan laki misalnya di bagian minangkabau yang tidak menjadikan laki-laki sebagai pemimpin namun mereka berdiri dibawah naungan perempuan. Budaya yang merupakan bagian penting dalam masyarakat selain memberikan pengaruh yang baik tehadap bangsa kita, disisi lain juga memberikan dampak yang buruk karena pemahaman yang masih kono serta melihat suatu hal di satu sudut saja. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang tinggal di Indonesia kita tidak dapat menganggap bahwa budaya merupakan bagian yang posotif di dalam masyarakat namun terdapat sisi lain di dalamnya.
Keluar dari konteks gender misalnya budaya Tana Toraja yang menganggap bahwa pesta kematian adalah hal yang baik untuk mengenang orang yang meninggal ataupun menjaga tradisi nenek moyang di satu sisi merupakan hal yang baik. Namun disisi lain hal tersebut merupakan bagian dari adat yang hanya menghabiskan uang serta pesta pora kepada masyarakat Tana Toraja sendiri. Biaya yang mereka keluarkan tidaklah sedikit untuk melaksanakan acara kematian tersebut. Pada permasalahan gender kiranya seluruh masyarakat Indonesia mendapat pemahaman pendididkan yang merata sehingga pemahaman masyarakatnya tidak menjadi melihat hal yang tidak positif.